Jumat, 29 April 2016

Review Novel Cinta Paket Hemat





IDENTITAS BUKU :
Judul : Cinta Paket Hemat
Penulis : Retni SB
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 278 halaman
Terbit : April 2007
ISBN : 978-979-22-2830-4

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SINOPSIS :

Pipit Astuti, seorang gadis dengan pekerjaan, teman, dan kehidupan yang serba ada harus kerepotan ketika suatu kejadian buruk terjadi. Gempa bumi di Yogya yang merenggut nyawa kakak perempuan (Lia) dan kakak iparnya (Fadil), membuat kehidupannya berubah 180 derajat. Dari ayem-ayem saja, menjadi serba kerepotan di sana-sini. Bukan apa-apa, karena mendiang kakaknya masih mempunyai anak berusia 5 tahun yang harus dirawat. Otomatis, tanggung jawab beralih ke dirinya.

Namun, bukan hanya tanggung jawab menjadi orang tua tunggal biasa. Lio, keponakannya itu mengidap autis, sehingga bisa dibayangkan bagaimana kerepotan yang akan terjadi. 

Pekerjaan kantor, urusan antar jemput Lio di sebuah lembaga pendidikan anak autis, menguras segala emosi, pikiran dan tenaganya. Belum lagi, ketika ia menyadari membutuhkan seseorang sebagai pendamping, untuk bersama mengurusi Lio.

Namun, semuanya tidak berjalan sesuai harapan, Pipit keteteran marawat Lio. Putus dari pacarnya ketika ia mangajaknya menikah. Dan ambur adul dengan pekerjaan hingga dipecat. Untungnya, ada sosok Aries, adik dari mendiang Fadil. Setidaknya, kesetresan Pipit tak 'menjadi' ketika ia terlihat sungguh tersiksa'.

REVIEW :

Novel ini terbit tahun 2007. Dan, di masa-masa itu saya masih anak sekolah yang nggak punya duwit lebih buat beli buku. Dan penulisnya pun sangat tidak familiar dengan kuping jadul saya. :D :D :D

Ini juga dapat karena isenng. *** Sedikit cerita ya asal mulanya nemu buku yang keren banget ini. ***
Seaktu pulang takziah dari luar kota, rekan-rekan ngajak mampir di supermarket gede, macam Matahari gitu.  Lah, saya yang nggak suka belanja baju, muter-muter sendiri nggak jelas. Ehh, ketemu stan dengan banyak buku dan harganya muuuraaaaaaaaaah banget. Bayangkan!!**
Jadi, ya gitu deh, akhirnya milih-milih dan iseng ngambil buku yang satu ini. Nggak cuma satu, aku juga nemu karyanya Clara Ng yang The (Un) Reality Show kalau nggak salah, tapi belum kebaca.
*** nggak penting ya #plaaaaakk. 

Satu hal yang buat pengin baca novel ini sih, nggak jauh terlepas karena covernya yang lucuuu banget. 
Bayanganku sih, tentang romansa romeo-juliet. Ehhh.. Ternyata jauh beda. Tokohnya itu jauh dari kalem dan tertindas. Wkekeke .. "Meskipun Pipit selalu ngerasa tertindas yaa"

Pipit, cewek galak banget, yang kayaknya juga bisa 'peminim'. Belum lagi Aries, cowok slengekan yang ternyata juga bisa dewasaaaa banget. Pokoknya kalau dari segi karakter tokoh utamanya, saya sangat terkecoh dengan penampilan buku. Tapi, cukup puas dengan semuanya. Cuman, Pipit itu terlalu meledak-ledak, kadang juga setuju sama Aries, heheh.. Pipit itu kekanank-kanakan. Nggak bisa mendem apa yang nggak dia suka. Apa adanya sih, blak-blakan juga, sampai nggak bisa nyembunyiin raut wajahnya ketika menderita. Sampai kena sindir rekan sekantornya aka teman se-gengnya.
"Masalah itu harus diatasin. Bukannya dimuntahin ke muka orang lain. Jadi nggak perlu deh pasang gaya kayak orang paling menderita sedunia."
Penggunaan alur maju dengan sudut pandang pertama Pipit dan Aries (tapi paling banyaknya di Pipit. padahal selalu nunggu-nunggu jatahnya Aries. Penggunaan karakter Aries ini jadi favorit (soalnya masih gagal move on dari Baek In Ho nya #CheeseInTheTrap.) Cowok yang slengekan, usil, dan banyak tingkah tapi lucu dan sweeeeettttt banget. Nggak pake gula padahal. :D :D Bedanya, Aries bukan second lead.  Ahh, malah ke drama korea. #Abaikan :P :P

Novel metropop dari penulis yang pertama kali saya coba (maksudnya, penulis yang belum pernah saya dengar namanya). Sangat memuaskan dan nggak bikin kecewa. Kan, biasanya saya selalu lihat review dulu kalau beli buku. Dan ini, tidak ada review,  tapi ceritanya memuaskan. Gaya penuturunnya juga sangat enaaaaaaaaak sekali. #Bukan makanan loh ya. Meskipun nggak banyak quote rasanya, bisa belajar banyak di novel ini. Pengetahuan tambahan tentang anak autis, hingga pesan moral yang sangat mudah dicerna. Ada juga pengenalan Indonesia sedikit terselip di cerita.  Selain itu, bahasanya yang tertata rapi, ringan dan jarang ditemui typo atau penyusunan kalimat yang salah menambah nilai cerita ini.

Banyak kejadian yang bikin ketawa-ketiwi atau sebal. 
Apalagi, waktu Pipit nembak Aries, dan ketika blak-balakan cemburu sama Amy. Saya bisa sangat tersenyum lebar membayangkan kelakuan Pipit. Waktu ngamuk juga,.. Ya Tuhan,, ini cewek... :D :D
Well, Aries dan Pipit jadi bikin baper. Apalagi endingnya seperti melihat drama korea. Wkekke.. Belum lagi kekonyolan mereka berdua. Wahh, bikin senyum-senyum sendiri. Meski kayak kucing dan tikus, tapi mereka pasangan serasi kok. Walau ada Amy yang se-perfect miss Universe. Tetep aja suka sama tingkahnya Pipit :D :D 

"Pacaran bukan hitungan untung rugi atau kalkulasi kebutuhan. pacaran adalah cinta. Dan cinta adalah nyawanya hidup. Belakangan ini, aku memang sering memikirkan dia. Ada dorongan untuk memberinya perhatian lebih. Apakah itu cinta? Atau sekadar sayang? Atau cuma kasian?"
Ada yang tahu, ini isi hati siapa??

Oh iya, setelah menghabiskan cerita, saya mulai bertanya-tanya. Kenapa kok judulnya 'Cinta paket hemat"???? Saya belum 'ngeh' sampai sekarang. :D :D :D  

Dapat bintang 4 deh, dari saya :D :D Recommend untuk yang merasa hidupnya paling susaaaah di dunia.  :D :D

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Yang terakhir, ada sedikit sindiran ataupun quote ringan yang berhasil saya rangkum disini. Check it out.
  • Tak ada yang bisa menyelesaikan problem kita selain dirti kita sendiri. Omong kosong dengan teman-teman. Mereka cuma bisa bicara. Ya, apa susahnya bicara? Itu kan memang sudah jadi tugasnya para penonton?
  • Cinta itu obat manjur buat orang-orang tertekan
  • Memangnya semua itu masalah super berat yang sudah dipasangi bandrol dengan harga mati tak teratasi? Ha! Jangan mengigau! Buka mata! Pasang telinga! Ribuan orang lain yang punya masalah lebih berat dariku ternyata bisa tetap hidup. H-I-D-U-P
  • Pipit tak selalu bisa ditebak. Kadang dia seperti foton dalam pigura. Kadang seperti foto dalam karung goni.
  • Haruskan cintaku kuberikan begitu saja? Cinta adalah urusan hati. Untuk menyatuka kedua hati, diperlukan kesungguhan kedua belah pihak. Aku ingin sekali tahu perasaannya sebenarnya.
  • Mungkin, aku hanya akan menjadi kenangan. Mudah-mudahan, kenangan indah yang akan terasa manis jika menyelinap diam-diam dalam bayangan, pada saat-saat luang.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Aries? Bisa cemburu nggak dia? Penasaran gimana cemburunya Aries???
Masih nggak pengin novel satu ini??? :D :D

Senin, 11 April 2016

Menikmati Australia dari 'Under The Southern Stars'



Under The Southern Stars


Penulis: Anida Dyah
Editor: Resita Wahyu Febiratri & Alit Tisna Palupi
Penata letak: Anida Dyah
Penyelaras tata letak: Erina Puspitasari
Desain cover: Anida Dyah
Ilustrasi peta: Thomas Texier
Credit photo: Anida Dyah
Penerbit: GagasMedia
Terbit: I, 2014
Tebal: 320 hlm

Aku mengulurkan tangan ke atas, menggapai udara. Berusaha meraih bintang di angkasa. Pikiranku seperti bintang-bintang itu. Tersebar secara bebas dan acak.

“Cantik, ya, cahayanya?” Thomas berkata dengan tenang dan pelan. “Ini adalah salah satu tempat terbaik di dunia untuk melihat jutaan bintang dengan mata telanjang,” lanjutnya.

Aymeric menarik napas panjang. “Ribuan kilometer dari sini, teman-teman kita mungkin sedang makan malam di restoran atau menikmati sejuta kemewahan dan kenyamanan.” Ia lalu tersenyum. “Tapi, aku lebih memilih kebebasan ini.”

Aku mengangguk setuju.
***
Alam menawarkan kebebasan penuh untuk bertualang tanpa akhir. Mengarungi hutan, gunung, dan laut yang seakan tak bertepi.

Dengan penuh rasa penasaran, empat petualang memulai perjalanan road trip untuk menjelajah dunia yang belum mereka jejaki. Dengan penuh kebebasan—Anida dari Indonesia, Thomas dan Aymeric dari Prancis, serta Judith dari Jerman—mereka mengarungi alam Australia. Menjelajahi hutan eukaliptus, melintasi gurun, meniti patahan Antartika, hingga bertemu kanguru dan koala. Namun, kebebasan tiap individu mulai bersilangan ketika mereka memilih langit dan perjalanan yang berbeda. 

Perjalanan telah mengajarkan mereka banyak hal, tentang bertahan hidup, pertemanan, juga kebebasan yang bersyarat.
--------------------------------------------------

Anida memutuskan berhenti dari pekerjaannya. Memilih meninggalkan zona nyaman, dan mencari pertualangan baru hanya untuk melihat, 'lebih biru mana langit dan samudra?' Menjadi solo traveler, dan mengepak barang-barangnya untuk terbang ke benua Kanguru sendirian dengan bekal uang tabungan hasil jerih payahnya.

Sesampainya di sana, ia tak langsung melakukan road trip pada umumnya. Ia harus mempersiapkan hal-hal lain. Biaya hidup yang jauh berbeda dengan di Indonesia membuat uang yang dibawanya tidak cukup untuk hidup sehari, bahkan untuk mengelilingi Australia untuk mengeksplor keindahan alamnya. 
Ia harus menjadi pekerja serabutan dimanapun tempatnya dan apapun pekerjaannya. Bahkan ia rela mem-palsukan Curriculum Vitae -nya agar diterima di sebuah restoran. 

Cerita tidak berakhir sampai disitu. Petualangan sebenarnya dilakukan setelah ia bertemu Judith, Thomas dan Aymeric lewat situs Gumtree. Perbedaan pendapat, cekcok, bersitegang, sudah menjadi hal lumrah hampir selama sebulan kebersamaan. Hal sepele seperti makanan misalnya. Judith yang vegetarian sangat pilih-pilih dalam hal makanan membuat yang lainnya keberatan. Namun rasa canggung, membuat bom waktu tersendiri karena tak bisa mengungkapkan hal-hal yang diinginkan atau tidak diinginkan yang lainnya.

Lalu, akankah mereka berhasil sampai di tujuan akhir bersama-sama menilik perseteruan Aymeric dan Judith yang semakin memanas dan tidak ada yang mau mengalah satu sama lain??
Atau... Hanya beberapa yang menyelesaikan 'misi' dan berpisah di tengah jalan??

---------------------------------------

Untuk pertama kali, rasanya masih ragu untuk membuka lembar demi lembar. Tapi, tema traveling yang diangkat cukup menggoda minat baca yang sebenarnya punya cita-cita travelling kemana saja. Dan terkadang pintu kemana saja Doraemon, ingin sekali dipinjam. Hehehe.. :D :D
"Siapapun pasti tergoda dengan kata-kata keliling dunia. Semua ingin melakukannya. Tetapi, mengepak barang dan benar-benar pergi? Tidak semua bisa."
Well, tidak ada yang salah dengan ucapan traveler cantik satu ini. Aku juga setuju. Tidak semua bisa memilih meninggalkan pekerjaan tetap di usia yang seharusnya ia jalani untuk berfikir tentang masa depan, pasangan hidup, keluarga.

Tapi, menurut kak Anida, (yang akupun mengamininya juga)
"Tidak ada yang lebih nyata dari melihat dan merasakan sendiri realitas dunia yang sedang terjadi di depan mata kita." 

Menjadi solo traveler yang mengunjungi tempat baru dengan hanya berbekal tabungan hasil kerja tetapnya selama bertahun-tahun dan situs 'Gumtree' rasanya terdengar sangat mengerikan. Jauh dari orang-orang yang berbahasa sama, latar belakang, hingga tempat yang jauh di seberang kampung halaman.

Anida memilih melepas jabatannya, mengepak barang-barang dan menuju Australia tanpa banyak info yang ia dapat. Mengandalkan situs untuk mencari lowongan pekerjaan untuk mendapatkan uang agar bisa mencukupi kebutuhannya di Australia dan untuk rencana perjalanannya ke Melbourne.
"Jika keuanganmu di level biasa-biasa saja dan tak tahu kapan akan kembali, berjalan-jalan di Australia tanpa uang yang cukup adalah bunuh diri, tercekik dengan nilai tukar dan harga barang yang sangat tinggi."
Hingga menemukan solo traveler lainnya yang mau diajak jalan bersama. Judith dari Jerman, Aymeric dan thomas dari Paris. 2 lelaki, 2 perempuan, dari 3 negara yang berbeda berkumpul untuk bersama-sama menjelajahi Australia.

But, semuanya nggak segampang itu, kan? Yup, disini banyak diceritakan suka duka bagaimana bepergian dengan banyak orang, terutama dengan isi kepala yang berbeda-beda pula. Banyak hal yang tidak sependapat yang menjadi sumber cekcok.

Tapi, bukan itu yang menjadi pemikat dari buku ini. Pohon Eukaliptus raksasa, Wine tester, Kanguru, Koala, hingga pantai indah menjadi panorama menggiurkan yang sulit untuk tidak membuat diri ini menjadi tak berdaya hanya bisa membayangkan keseruan para tokoh cerita melakukan banyak hal yang mereka inginkan.

Rasanya, seperti benar-benar ada di Australia dan pengen menjadi solo travel yang bebas melakukan hal-hal luar biasa, tanpa tekanan, dan hal-hal monoton seperti di balik kubikel kerja.

Penjabaran detail tiap-tiap tempat yang dikunjungi sangatlah mudah dipahami. Hingga akupun berandai-andai, bisa menikmati keseruan memanjat pohon Karri tua di Pemberton dengan ketinggian 58m paling rendah. Wow..... Aku sangat menikmati tiap perjalanannya.

Dengan gaya bahasa yang sangat ringan, aku mengikuti alur yang disajikan dalan traveling ala kak Anida. Rasanya, kita bisa menikmati setiap jengkal sensasinya, tanpa bisa menghentikan rasa candu.
Terlebih, banyak pelajaran penting yang kita peroleh dari sini. Bagaimana mempersiapkan solo travel kita, bagaimana keuangan, rencana tempat yang harus kita kunjungi, dan teman. Ya, teman perjalanan yang setidaknya punya pemikiran sama dan tidak ribet menurutku.

Dari keempat solo traveler ini, aku hampir selalu setuju dengan kak Anida. Lebih saling memahami perbedaan, lebih memilih diam, jika yang lain cekcok. Namun terkadang menyuarakan pendapatnya jika dirasa perlu, dan ketika keegoisan yang lain sudah sedikit tidak bisa ditolerir.

Judith, adalah sosok ter-egois versiku. Yaa, tapi aku sedikit mengerti akan tingkahnya. Namun, kadang aku juga sebal. Hihihi.... (Beribu maaf buat kak Judith kalau melihat tulisan saya. wkwkekeke.)

Well, cukup seru "liburan" kali ini di Australia. Next, masih menunggu tempat lain yang mungkin bakal dibukukan lagi oleh kak Anida. Dan, untuk solo traveler yang mau jalan-jalan, coba baca buku ini siapa tahu pengen ikutan kak Anida, atau untuk para traveler pemula, boleh kok belajar dari buku kak Anida ini.

Okeeeee... Sampai disini dulu ya, review kali ini. Untuk penutupnya ada sedikit kutipan yang sedikit mengena atau memotivasi. :D Enjoy this!!

"Sebagai solo traveler, tidak ada tempat untuk berdiskusi selain diri sendiri."
 "Bagaimanapun juga, ibu selalu mengajariku untuk melakukan segala sesuatunya dengan hati dan senyuman. Betapapun beratnya pekerjaan."
"Satu poin tambahan untuk kebebasan dalam road trip. Bebas untuk menentukan lokasi toilet!"
"Bumi bukan hanya tempat bersekolah, atau rumah tempat berkumpul dengan keluarga saja. Ada nelayan, ada samudra."
"Tambatkan mimpimu sejauh Patagonia dan Aurora Borealis di kutub utara. Memang jauh, tapi bukan berarti tidak mungkin untuk terwujud."
"Semua hal besar tidak pernah mudah. Kau harus keluar dari zona nyaman menghadapi ketakutan terbesarmu, lalu mencari jalan untuk mewujudkan mimpi-mimpimu. Seperti sebuah revolusi dalam level individu."
"Kalau hidup menawarkan banyak pilihan, kenapa kita sering  terjebak dengan menjalani hal-hal yang itu-itu saja?"
"Kalau engkau benar-benar menginginkan sesuatu, lakukanlah. Selalu percaya bahwa bisa melakukannya."
"Tidak masalah bahwa orang tidak mengerti apa yang aku rasakan. Karena apapun hal gila yang ada di pikiranku, aku tahu kalau aku tidak sendirian." 
 
 
 
 
 
 
 






Minggu, 14 Februari 2016

Rose






Keterangan Buku :
Judul Buku : Rose
Penulis : Sinta Yudisia
Penerbit : AfraNovela; kelompok penerbit Indiva Media Kreasi
Penyunting Bahasa : Mastris Radyamas
Setting : Lilik Kurniawan
DesainSampul : Andhi Rasydan
Tebal : 320 hlm; 20 cm


Karena mawar itu berduri, maka ia mampu menjaga keindahan kuntum-kuntumnya. Tetapi, Mawar, gadis tomboy sekaligus jago karate yang senang mendaki gunung ini, tak hanya dituntut menjaga dirinya sendiri. Ia harus mengembalikan kehormatan keluarganya yang tercabik-cabik.

Ketika Cempaka, Sang Kakak nan cantik dan menjadi idola semua pria bermaksud menggugurkan bayi dari hasil hubungan di luar nikahnya, Mawar menentang keras. Ketika si bayi akhirnya lahir dan Cempaka mencampakkannya, Mawar pun merawat Yasmin, si bayi itu. Ia rela orang-orang mengira bahwa Yasmin adalah anaknya, padahal ia tak bersuami, sementara Cempaka, melenggang dalam karirnya tanpa ada yang mencurigai asal-usulnya.

Ketika sang ibu terjebak dalam lilitan hutang, yang membuat rumah mereka disita dan mereka semua harus pergi dari rumah antik peninggalan almarhum ayah mereka, Mawar pun memimpin kebangkitan keluarga dengan bersusah-payah mencari nafkah.

Bahkan, Mawar pula yang berjuang keras membiayai kuliah Melati, adiknya yang bungsu di Fakultas Kedokteran, sementara kuliahnya sendiri terlantar, karena sibuk bekerja.
Bagaimana jika semua pengorbanan itu seperti tak mendapatkan balasan?

**************

Novel yang satu ini berkisah tentang keluarga, pengorbanan, ketulusan dan keikhlasan. 
Sebuah keluarga yang dihuni oleh lima perempuan, tanpa sosok ayah yang telah meninggal. Bu Kusuma, janda dengan 4 anak gadis yang mulai mekar. Si pembarep, Dahlia yang rela bekerja part time untuk mencukupi kebutuhan kuliahnya dan membantu kebutuhan keluarga. Cempaka dan Mawar yang berada di tengah, mempunyai pemikiran yang tumpang tindih, hingga mengakibatkan cekcok setiap kali bertemu.
Dan yang terakhir, Melati. Masih SMA, dan menginginkan melanjutkan sekolah, berada dalam tekanan ketika pergolakan batinnya menemukan Tuhan. 


"Dalam hidup ini memang harus ada yang mau berkorban. Kalau tidak ada yang bersedia berkorban, justru hancur semua."

Hutang yang membelit keluarga memaksa semuanya banting tulang untuk menutupinya. Dahlia hingga Melati terus sibuk berupaya menggali penghasilan dari sektor yang dirasa bisa diusahakan. Namun, bukan hanya itu satu-satunya masalah yang keluarga ini hadapi. Ranumnya kuncup yang tengah mekar lebur begitu saja, menyisakan luka yang begitu mendalam untuk seluruh penghuni.

"Siapapun dicaci maki pastilah sakit! Apalagi oleh saudara sendiri."
"Satu kebohongan pasti ditutupi kebohongan yang lain. Dikejar rasa berdosa, tak enak rasanya. Tidur tak tenang, makan tak bisa kenyang, bertemu orang tak nyaman."
Keberagaman karakter yang diciptakan sangat membuat jalannya cerita menarik untuk diikuti. Dahlia yang penyabar dan bekerja keras, hanya itu yang sedikit banyak kutangkap dari sosok Dahlia sebagai anak tertua.
Masalah justru banyak timbul dari Cempaka dan Mawar yang berada di tengah. Melati, si bungsu yang cukup manis menutup keempat tangkai bunga bu Kusuma.
Cempaka memang tercantik dari seluruh kuntum di keluarga itu. Namun, harusnya itu tak membuat dirinya dengan gampang menerima siapapun untuk bertamu atau menjadi temannya, terutama lelaki. Hal itu yang membuat Mawar, si tomboy yang cuek jengah. Hingga akhirnya Cempaka memutuskan keluar dari rumah dan memilih kos dekat dengan  tempat kuliahnya. usut punya usut, ternyata Cempaka juga bekerja sebagai salah satu penyiar di sebuah radio. Dan dari situlah, cerita mulai berlanjut.

"Target kita sekarang sekolah. Sekolah! Biar besok hidup lebih layak. Kalau dari sekarang nggak punya planning, suka borosin uang, mengekor gaya hidup orang-orang yang nggak punya tujuan hidup, bisa hancur masa depan.

Novel kedua yang kubaca dari Sinta Yudisia ini punya topik berbeda dari buku sebelumnya, Bulan Nararya. Tidak ada latar psikologis. Hanya sebuah keluarga dengan perempuan-perempuan yang berusaha keras dalam kehidupan.
Sekolah memang tujuan mereka dari awal. mencari bekal untuk kehidupan ke depan lebih baik. Di masa depan, setelah momen-momen dramatis Cempaka, ia menjadi anak tersukses. Menjadi presenter televisi Swasta di Jakarta, hingga memiliki suami mapan nan tampan. Sementara ketiga saudara lainnya, Dahlia menemukan pendamping hidup. Melati? Ia menjadi dokter dan dipinang oleh seorang dokter pula. Mawar? Gadis tomboy penyuka bela diri dan naik gunung itu akhirnya melepas kuliahnya. Setelah rumah dijual, ia banting tulang membuat usaha yang setidaknya membuat keluarganya bangkit. Dan, kerja kerasnya pun membuahkan hasil :D

Alur cerita yang gampang diikuti. Aku menyukai perjuangan Mawar, bahkan ketika ia harus dilangkahi Melati dalam urusan cinta. Dan mengurus Yasmin, yang notabene adalah anak Cempaka yang tidak diakui Cempaka. Disini, keikhlasan benar-benar sangat jelas disampaikan. Bagaimana mengabaikan perasaan diri sendiri, hanya untuk keluarga. Sentuhan-sentuhan agama juga banyak tertulis disini. Bagaimana menjadi pribadi lebih baik, hingga menjadikan Tuhan sebagai pegangan.

Penggunaan sudut pandang orang ketiga tidak menjadi penghalang untuk memahami alur bahkan pesan moral yang banyak disampaikan dalam cerita yang ditulis kak Sinta kali ini. Hanya saja, ending cerita yang lagi seru-serunya berakhir begitu saja. Bukannya tidak menyukai kebahagiaan Mawar, pikirku, jika lebih diperlama, rasanya akan lebih mengena di pembaca :D
Bukan hanya itu, pilihan Yasmin pun dirasa jatuh tidak terlalu enak.

Tapi, cerita keluarga yang disampaikan sungguh menyentuh. Tiap-tiap momen keluarga yang berharga, hingga mengingatkanku pada ibu di rumah :D hingga ingin menghasbiskan tiap libur kerja di rumah saja. Hehehee :D :D Untuk MVP nya ya Mawar dong. :D Terlebih kata-katanya yang mak jleb seperti ini :
"Apa karena mbak Cempaka paling cantik, jadi paling disayang? Seolah dia nggak pernah salah walau kelakuannya kelewata."
Sedikit cerita yaa. Aku udah ngalamin rasanya seperti Mawar. Bukan perjuangannya. Bapak masih ada, ibu juga. Tapi untuk karakter yang tomboy, sensitif aku punya. Terlebih, adik perempuanku cantik. Beda dari aku. Rasanya selalu dibeda-bedakan, (tapi adikku beda cerita sama Cempaka :D )  apalagi aku juag dilangkahi. Hehee... Puk puk saya sendiri. :D >=< Tapi, kalau di cerita ada 'akan indah pada waktunya' sekarang akku juga lagi menanti seperti Mawar. When will they come. 
Tapi, semuanya patut diacungi jempol, kecuali Cempaka. Yah, meskipun ia mulai sadar, keegoisannya tetap tidak berkurang.

Selain pesan moral yang berharga, banyak quote-quote hingga sindiran berserakan yang sungguh bisa jadi pelajaran dan mengena di hati (Terkadang ikut ketohok juga :D). Hingga aku bingung akhirnya harus menulis semuanya di buku catatan :D
Seperti di bawah ini. Enjoy this quote :
"Anak-anak tak pernah merasa lelah, tak pernah menyimpan keburukan di hati."
"Manusia itu memang seharusnya menapaki pergantian seperti ulat  yang bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Semakin lama, semakin indah, bukannya semakin membusuk."
"Mengenai ajaran islan, hampir setiap orang ,uslim mengakui kebenarannya. Tapi giliran pelaksanaan, wah pikir-pikir dulu. Pakai tawar-menawar lagi." 
 "Hati manusia memang mudah terbolak balik. Tapi, karena alasan itukah orang lantas tidak mau berhijab? Takut tidak istiqomah.
 "Bukan berarti ketika seseorang giat beribadah dan dekat kepada Tuhan, hidupnya mulus tanpa ujian. Beriman tidak beriman, beramal tidak beramal, manusia selalu menemui masalah. Bedanya, mana yang mampu berpikir jernih dan mencari jalan keluar; mana yang segera putus asa. Kalaupun menemukan jalan keluar, semakin berbelit rumit dalam kesulitan tiada akhir."
"Pada suatu masa, ada baiknya tak mencari-cari ilmu sendiri. Namun dituntun oleh mereka yang memang memiliki kapasitas, baik kebijaksanaan maupun kadar pengetahuan."
"Ada banyak hal yang tidak bisa dijawab. Ada banyak pertanyaan yang kadang tak memiliki penjelasan. Married is a gambling. Pernikahan itu perjudian. Kdang menang, kadang kalah. Jangan berharap terlalu banyak. Itu saja. Kau akan kecewa."
"Apa yang terlihat mata seringkali bukan yang tampak sebenarnya."
"Manusia tempat salah dan lupa, tetapi yang terburuk adalah melupakan kesalahan yang pernah dibuatnya."
 "Tuhan tak pernah melupakan doa-doa. Bahkan ketika manusia sudah melupakan apa yang pernah dimintanya."
"Kesalahan bukan hal yang tak dapat berlalu bugitu saja. Banyak hal yang tak terselesaikan di masa lalu, bukan berlalu menguap begitu tanpa bekas. Ia menghilang, tapi tidak lenyap. Ia pergi, tapi tak terhapus." 
  
Nah, masih mikir lagi mau baca novel ini? Dijamin nggak nyesel deh :D
Sangat direkomendasikan buat siapa saja yang ingin cerita ringan ala keluarga dengan masalah kehidupan yang mengiringi.
Buat kak Sinta, ditunggu terus karya-karyanya :D


Rabu, 13 Januari 2016

Trik Secret Admirer bersama Dance for Two


Keterangan Buku :

Judul : Dance for Two
Penulis : Tyas Effendi
Penyunting : Mita M. Supardi
Proofreader : Christian Simamora
Desain dan Ilustrasi Sampul : Diani Apsari
Penata Letak : Landi A. Handwiko
Ilustrasi Isi : Diani Apsari
Penerbit : Gagas Media
Tahun Terbit : 2013
Tebal : VI + 238 hlm,; 13 x 19 cm
Harga : Rp 41.000


REVIEW

Dear editor,

Saya terjebak dalam cerita yang saya mulai sendiri. Saya selalu membiarkanmu mengacaukan kata-kata yang sudah saya urutkan, membiarkanmu memenggal kepala huruf-huruf yang sudah berbaris rapi itu. Saya pun menikmati setiap cara yang saya lakukan untuk merangkainya kembali, lalu menyusunnya menjadi mozaik baru yang kamu suka.

Ini tentangmu, percayalah. Bagian mana dari dirimu yang tidak saya tahu? Tak ada satu celah pun yang terlewat; setiap potong kehidupanmu adalah gambaran paling jelas yang tersimpan dalam benak saya. Setiap langkahmu adalah jejak tanpa putus yang tercetak di atas peta saya.

Saya tidak ingin selamanya menjadi rahasia. Saya hidupkan kamu dalam cerita.
 

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Caja Satyasa Hasan, gadis yang merupakan keturunan Jawa-Denmark yang tinggal di Kopenhagen bersama kakek-neneknya dan kakak perempuannya bernama Freja.
seorang balerina yang menyukai angsa, hingga jatuh hati pada pemuda Indonesia yang juga menyelesaikan studinya di Kopenhagen, Albizia.
hingga akhirnya ia menjadi secret admirer yang selalu menguntit Albizia kemanapun pemuda itu pergi. 

Albizia sendiri adalah penyuka fotografi dan pemakaman. Danau Sortedams hingga banyak pemakaman ia singgahi untuk mendapatkan obyek sesuai keinginannya hingga mengenang masa lalunya bernama Ni Luh.
Hal itu yang membuat Caja tak berani mendekati pemuda itu. Baginya Albizia 
masih terikat dengan Ni Luh, walau Ni Luh telah tiada. Jadi, ia hanya mampu menguntit diam-diam bahkan mengetahu seluk beluk Albizia termasuk teman-temannya.
"Segala hal yang terjadi di kehidupan ini bukan kebetulan. Saya yakin kalau ada satu pengatur yang sudah merencanakannya, seperti cerita fiksi  yang ada penulisnya. Tidak ada  kebetulan... " hal 60
Caja tak pernah mengira, pertemuan terakhirnya dengan Al di Danau Sortedam; ketika ia meminjamkan jaket Hagen pada Albizia yang tak pernah mengenalnya, ketika Al mengalami kecelakaan di tempat yang sama, bukanlah benar-benar yang terakhir kalinya.

Takdir berkata lain. 
Ketika ia memutuskan menulis kisahnya untuk dikirimkan kepada penerbit di Indonesia, cerita baru dimulai. 
Caja tak menyangka bahwa yang menjadi editornya tak lain adalah Albizia. 
Lalu, bagaimana akhir cerita Caja?? Akankah Al bisa mengenali dirinya sendiri di konsep cerita yang akan ia sunting? Akankah Albizia bisa melupakan bayang-bayang Ni Luh yang terkadang masih ia sambangi, di Bali sana? 


"Minat setiap orang  sudah tertanam begitu dalam pada diri masing-masing. Ketertarikan kita pada sesuatu itu seperti sudah mengikat kuat dalam diri kita, membuat kita selalu merasa nyaman saat melakukannya." hlm 77
"Orang bilang, kita tidak butuh satu alasan pun untuk menyukai seseorang." hlm 148
Caja menjadi sosok yang begitu mengesankan. Ia menjadi sosok Secret Admirer yang berani menantang arus untuk melakukakn setiap penguntitannya. 
Dimulai dengan mengikuti kemanapun Albizia pergi, dan terus menyukai pemuda itu tanpa menghiraukan nasihat dari temannya, Nikolaj, hingga kakaknya, Freja. 
Caja tahu, jelas-jelas ia mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin. Bagaimana mungkin seseorang menyukai orang lain, yang bahkan tidak mengenalnya sama sekali?
Kadang saya berfikir ketidakmungkinan Caja benar-benar akan terjadi. Atau, kemungkinan lagi ia akan bersama dengan Niko.
Benar, novel ini sungguh menyita perhatian. Mengobrak-abrik banyak konsep atau tebakan yang ada di otak saya. 

Novel ini adalah novel pertama kak Tyas Effendi yang aku baca. Tidak ada alasan khusus aku ingin membacanya. Tapi, setting kota Kopenhagen yang menjadi fokus awal cerita dan tema Secret Admirer (yang akuuu banget :D ahaa.. #plakkk) menjadi magnet tersendiri. Saya nggak boleh melewatkan ini. Tahuuu banget rasanya jadi Caja. hehehee.. --Kita Senasib Caja!! Loh.. Malah curhat :D 


"Kadang, seorang secret admirer pun butuh kepastian. Ya, kan??" - Nikolaj for Caja; hlm 131

Niko dengan kata-kata mak jlebnya (seperti temanku kebanyakan) adalah sosok sahabat yang setidaknya patut diacungi jempol. Disini saya mendukung Niko yang memaksa Caja untuk berhenti menyakiti dirinya sendiri.

Namun, kebanyakan secret admirer (yang pernah aku alami. ciee) Kalau diomongin yaaa nggak bakal nganggep atuh :D :D 
Kalau belum capek ya nggak akan berhenti suka. :D :D 

Penggunaan sudut pandang orang pertama sebagai Caja yang ditandai dengan penggunaan bahasa yang masih baku -saya- dan sebagai Albizia dengan penggunaan -aku- di setiap ceritanya membuat pembaca lebih mudah memahami alur cerita. Penggunaan bahasa asing juga tidak mempersulit karena ada catatan kaki di tiap penggunaannya. 

Namun, banyak penulisan yang saya rasa salah ketik. Penggunaan tanda koma di tiap kalimat langsung yang harusnya tanda titik. Atau, tanda koma yang harusnya tidak dipakai, hingga kata-kata yang harusnya dihilangkan atau ditambahi masih banyak yang saya temui hingga cerita selesai.

Misal ; 
"Makasih, Hagen. Saya kembalikan  besok, ya," harusnya "Makasih, hagen. Saya kembalikan besok." hlm 6
"Are you okay? That's extremely cold," harusnya "Are you okay? That's extremely cold." hlm 8
"Here, you can borrow my jacket," harusnya "Here, you can borrow my jacket." hlm 8
"Aku dan Mauren sendiri masih punya agenda tambahan:membeli bunga hias,. harusnya Aku dan Mauren sendiri masih punya agenda tambahan, yaitu membeli bunga hias,.. hlm 62
"Dia bilang ada jadwal jaga laboratorium kopinya pagi hari. harusnya Dia bilang ada jadwal jaga di laboratorium kopinya pagi hari. hlm 62
"Wanita itu yang duduk di balik kemudi harusnya wanita yang duduk di balik kemudi.

Untuk alur cerita maju mundur yang digunakan tidak membuat bingung pembaca. Gaya penulisannya yang santai juga membuat pencernaan inti cerita mudah dipahami. 

Keseruan teman-teman Albizia selama di Kopenhagen menjadi cerita terseru dalam novel ini. Dari mencuri properti milik Kak freja yang menjadi living statue hingga acara barter untuk mencukupi kebutuhan mereka di tanah rantau mengingatkanku pada persahabatan yang pernah kujalin bersama teman-teman. :D :D

Penokohan cerita yang mempunyai main idea di Albizia dan Caja seolah menutup karakter lainnya untuk muncul. Hagen dan kak Freja, mempunyai cerita yang tidak terlalu diekspos. Hanya Nikolaj, teman Caja yang sering muncul. Pikirku, Niko menyukai Caja. Kalau saja Niko menembak Caja, mungkin lain ceritanya. Hehehe... 
Dari pihak Al, tidak banyak teman yang turut campur. Mungkin Al tergolong seorang pendiam. Jadi, tidak ada teman tempat ia curhat. Terlebih, ketika pulang ke Indonesia, sepertinya tidak ada hubungan lagi dengan teman-teman se-kos yang dulu rameeee banget. :D :D 

Namun, perubahan yang terjadi pada Albizia pada Caja saya rasa terlalu mendaddak. Tidak ada penjelasan yang menyangkut, namun langsung ditembak tepat di pokoknya. Cerita jadi terkesan, ohh.. begitu."
Tapi, untuk keseluruhan cerita ini bisa buat gemas-gemas geregetan juga loh. Terlebih pada Caja. 

Nikolaj, sosok pria bule yang penuh perhatian. Lebih dari Al, aku menyukai Niko. Sebenarnya sangat kecewa tidak ada deskripsi lebih tentang Niko. :D :D :D
Tapi momen bersamanya dengan Caja ketika ia memeluk Caja yang menagis. Patah hati karena Albizia, saya merasakan aroma bahwa ada feel Niko, tapi tidak dijelaskan secara detail. "wanita yang duduk di balik kemudi. :D :D 


"Segala sesuatu yang ada di dunia ini pasti mempunyai arti untuk yang lain -sekecil apapun itu." hlm 91 
"There is no use living in denial. You know exactly the truth, but you don't want to accept it." hlm 153
"Tak perlu menghapus atau membuangnya jauh-jauh dari ingatan, hanya perlu menyadarkan diri sendiri kalau masa itu sudah tercatat sebagai pengalaman." hlm 163
"Isi hati manusia seperti pohon yang bertemu musim. Pohon tak punya penanggalan tetap kecuali penandaan waktu berupa pergantian musim. Kalau dia merasa rapuh saat datang musim kemarau panjang, dia tinggal menggugurkan daun. Kalau dia merasa sangat bahagia bertemu dengan hujan yang datang menderas, dia mengekspresikannya dengan berbunga." hlm 181
"Lebih baik tahu yang sebenarnya walaupun ada resiko kecewa daripada cuma menyimpan semuanya sendiri dan nggak pernah tau perasaannya sampai kapan pun. Ya, kan?" hlm 188
 "Cinta itu nggak perlu logika. Nggak peduli realistis atau nggak. Urusannya bukan sama otak, tapi sama hati." hlm 188
 "saya tidak mau terikat apapun sama dia lagi. Mungkin selama ini saya salah. Mungkin saya terlalu jauh melawan takdir. Tuhan tidak pernah menakdirkan perkenalan saya sama dia, tapi saya terus memaksa." hlm 202

Well, untuk para pemuja rahasia bisa terus melanjutkan misinya, atau mundur pelan-pelan. Sulit memang, antara perasaan dan logika. Tapi, harusnya jangan mengabaikan logika. Semuanya harus berjalan seimbang :D :D  
Kalau emang waktunya berhenti ya berhenti ajalah. Ketimbang makan atiii terus!! (Ehh.. -- yang sudah pengalaman. Hahahhaha.. :D :D) Syukur syukur bisa jadian beneran. Amiinn :D :D

Aja aja fighting!!!!  Buat para secret admirer :D :D
Cinta pertama itu menykitkan,  tapi cinta sepihak itu menyesakkan :D :D